Senin, 14 Januari 2008

Menemukan Soeara Moehammadijah 1925

Hari ini saya tak menjajaki lantai 8 atau 4 perpustakaan nasional sebagaimana biasanya, karena hari ini saya putuskan meringkuk di lantai 7, tempat majalah tua disimpan, termasuk Soeara Moehammadijah, orgaan milik perkumpulan Moehammadijah. Tampilan fisiknya makin rapuh tak karuan, saya disergap takut bila usia majalah tak lama lagi karena kertas yang lapuk dan tentu saja mrithili". Padahal kesadaran apalagi naluri mendokumentasikan plus merawat sumber sejarah masihlah minim di negeri saya.

Karena saya menggarap kronik tahun 1925, tentu saja saya memesan majalah Soeara Moehammadijah tahun 1925, tetapi yang disodorkan justru majalah tahun 1932-1935. Waduw.. tetapi begitu saya lihat lebih cermat bahwa ibu petugas itu memakai kaca mata, saya cuma bisa membatin, "paling neh ibu salah lihat, capek deh..". ee.. setelah ibu mencari sebentar pesanan saya selanjutnya yakni Asjraq, majalah perempuan Sumatera Barat dan Barisan Ibu (majalah kaum istri Bandung) plus mencari lagi Soeara Moehammadijah pesanan saya, dia cuma bisa menyodorkan 1 bundel tipis berisi 3 majalah Asjraq sambil bilang, "Barisan Istrinya ga ada (padahal saya sempat bertambah semangat gara-gara menemukan majalah perempuan tahun 1925, yang berarti saya dapat semakin banyak menemukan sekaligus bakal mencantumkan partikel sejarah perempuan Indonesia). Kalau Soeara Mohammadijah? tanya saya, "ga ada." kata ibu itu polos. Spontan saja saya jawab sambil berjalan ke arahnya, "masa seh bu," dia cuma bisa menimpali, "lihat saja deh", sebenarnya, kata-kata inilah yang saya tunggu, agar saya bisa masuk ruang tempat penyimpanan majalah yang sebenarnya tak semua pengunjung bisa masuk. Pernah, beberapa kali sambil masuk, saya celingak-celinguk barangkali saja ada majalah-majalah bagus atau referensi sejarah yang saya butuhkan, dan tidak jarang celingukan saya membuahkan hasil, hehe.

Kali ini, saya sempat dibuat deg-degan, karena memang dalam label tahun pada majalah Soeara Moehammadijah, saya tidak mendapati angka tahun yang saya cari. Tapi saya nekat buka satu per-satu bendel majalah yang saya cari, kali aja, petugas tidak jeli mengklasifikasi angka tahun, karena Soeara Moehammadijah memberlakukan penanggalan hijriah, sampai saya sempat pusing dibuatnya, meski saya tahu, alasan penggunaannya amatlah ideologis. Aha.. ternyata benar saja, ada satu bendel tanpa angka tahun, begitu dibuka hanya tertulis tahun 1927, saya beradu keberuntungan, kali aja, tahun 1925 nylempit di antara lembaran-lembaran. Dan dugaan saya tak meleset, bendelan itu memang majalah dengan angka tahun yang saya cari: 1925, meski tak jelas nomor edisinya sehingga mempersulit penulisan sumber saya. "Tak apalah, ketemu aja beruntung, hihi).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Apakah Ibu Hajar punya referensi atau informasi bahwa pada tahun 1928 ada Konggres Muhammadiyah di Padang Pariaman ? Atas informasinya diucapkan terima kasih.

M. Thamrin Hadna.